Sabtu, 15 Juni 2019

Beberapa perbedaan bahasa Selimau dan Semaka (2)

Berdasarkan JURAI yang ada di Lampung (PEPADUN dan SAIBATIN), Bahasa Lampung secara garis besar terbagi dalam dua kelompok dialek, yaitu dialek NYO dan API.

-penutur dialek NYO (O) adalah masyarakat Lampung ABUNG dan MENGGALA.
1. Abung: sebagian Kota Bandar Lampung, sebagian kab. Lampung Selatan, sebagian kab. Lampung Tengah sebagian kab. Lampung Timur dan sebagian Kota Metro.
2. Menggala: kabupaten Tulang bawang.

-Penutur dialek API (A) adalah masyarakat Lampung PUBIAN, SUNGKAI, WAY KANAN, PEMANGGILAN JELMA DAYA, dan PESISIR.
1. Pubian: kab.Pesawaran, sebagian kab. Lampung Selatan, sebagian kab. Lampung Tengah, sebagian kab. Pringsewu, sebagian kab. Tanggamus, dan sebagian Kota Bandar Lampung.
2. Sungkai; kabupaten Lampung Utara.
3. Way kanan: Kabupaten Way kanan.
4. Pemanggilan Jelma Daya: Muara dua, Martapura, Komering Ilir, dan Kayu Agung (yang masuk di provinsi Sumatera Selatan).
6. Pesisir: sebagian Kota Bandar Lampung, sebagian kab. Lampung selatan, sebagian kab. Lampung Barat, Danau Ranau dsk, sebagian kab. Lampung Tengah, sebagian kab. Tanggamus dan di Cikoneng (masuk di provinsi Banten).

Di kabupaten Tanggamus, Pada Dialek Pesisir (biasa juga di sebut LOGAT BELALAU), terdapat beberapa dialek yaitu semaka dan selimau.
Penutur Logat SEMAKA, sebagian di Kecamatan Gisting, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, kecamatan Wonosobo, sebagian kecamatan Ulu Belu, kecamatan Semaka,  Sebagian pematang sawa, Kota agung timur, kota agung Barat, Kota Agung Pusat, Klumbayan, Klumbayan Barat, Bandar Negeri Semuong, Sebagian Gunung Alip dan sebagian kecamatan Bulok.
Sedangkan penutur logat SELIMAU, Sebagian di Kecamatan Gisting, Kecamatan Talang Padang, Sebagian di kecamatan Sumberejo, Sebagian di Kecamatan Pugung, sebagian di kecamatan Gunung Alip, kecamatan Pulau Panggung, kecamatan Cukuh Balak, Kecamatan Air Naningan, dan Kecamatan Limau.

Ada banyak perbedaan bahasa antara Selimau dan Semaka.Perbedaan ini meliputi perbedaan total kalimat atau hanya perbedaan beberapa huruf dalam satu kalimat.
Kerukunan antar Marga dan Kebuayan yang sudah lama terjalin, menjadikan sebagian masyarakat Lampung mengenal bahasa satu marga dengan marga yang lain.
Ini juga menjadikan para Musikus dan Sastrawan Lampung "lahan" dalam berkarya.
Tak lain tujuan nya adalah agar hasil karya mereka "di akui" oleh berbagai kalangan atau berbagai Marga yang ada di Lampung. Disamping itu, ada "rukun" ejaan dalam pantun atau wayak atau segata Lampung, yang mengharuskan berakhiran sama. (a-b a-b, a-a a-a, atau a-a b-b). ini memudahkan mereka dalam berkarya, karena jika dalam suatu marga Logat tersebut tidak ada, maka mereka akan memakai Logat dari marga Lain yang berakhiran sama.

Berikut kami coba susun perbedaan Bahasa Selimau dan Bahasa Semaka:
(kami sangat menghargai kritik dan saran dari anda yang lebih memahami dalam hal ini).

SELIMAU > SEMAKA = INDONESIA:

-Ampai > Appai = Barusaja,,  Ana > Ano = Itu,,  Angkon > Akkon = Akrab,,  
-Angkah > (I)kah = Cuma,, Anjak > Jak = Dari,,  Alau > Pupuh = Kejar.
-Awi > Kawokh = Bambu,,  Banjekh > Banjikh = Banjir,,  Bebai > Babbai = Perempuan.
-Betong > Tenai = Perut,,  Bakheh > Bakhih = Lain.

-Babekh > Babikh = Gotong Royong,,  Bawang > Jakkul = Bawang.
-Budamu > Bekhusap = Cuci Muka,,  Buntak > Buttak = Pendek,,  Bebot > Bobbot = Balut.
-Bebuk > Bubbuk = Gebuk,,  Becong > Baccong = Sangat,,  Bukhung > Putit = Burung.
-Bekhebok > bekhibok = Menggerutu,,  Cecuk > Cuccuk = Runcing.  
-Cancan > Caccan = Pegang ,,  Delom > Dilom = Di dalam,,   Dudi > Dodo = (di) Situ.

-Debah > Dibbah = Dibawah,,    Dengis > Tengis = Dengar,,   Debi > Dibbi = Sore.
-Dekhian > Dekhuyyan = Duriyan,,  Epon > Ipon = Gigi,,   Eluh > Luwoh = Air mata.  
-Enggom > Inggom = Istri..?,,   Engok > Ingok = Ingat.   

-Ganta > Tanno = Sekarang,,  Gampang > Gappang = Gampang,,   Gegoh > Goggoh = Sama.
-Guyang > Gekhah = Membangunkan (orang lain) dari tidur,,   Gegokh > Goggokh = Getar.   
-Gincu > Celop = Lipstik,,  Hinji > Hijjo = Ini,,  Sinji > Hijjo = (yang) Ini.
-Hani > Hana = Katanya,,  Hena > Hinno = (yang) Itu,,   Hokhek > Hukhik = Hidup.

-Holon > Hulun = Orang (lain),,  Holokh > Hokhol = Ulat,,  Hudi > Hoddo = Itu.
-Ibung > Minan = Bibi,,  Induk > Ina = Ibu,,   Juyu > Kudan = (pekarangan) Belakang rumah.
-Jengan > Khang = Tempat,,  Jekheng > Jekhing = Jengkol,,    Jekhma > Jamma = Orang.  
-Jeno > Jinna = Tadi,,   Jekheh > Jekhih = Miskin.

-Kajong > Kajjong = Suami/Istri (pasangan hidup),,  Khiya > Khayya = Saja.    
-Kancing > Kaccing = Kancing,,  Khanglaya > Khelaya= Jalan (abstrak),,   Kaci > Kuyuk = Anjing.
-Khanting > Khatting = Ranting,,  Kayak > Tagan = Biar(kan),,   Kantu > Kattu = Jika.  
-Khebok > Khibok = Gerutu.  

-Khobok > Bolok = Keruh,, Khepa > Khappa = Bagaimana,,  Kibau > Kebau = Kerbau. 
-Kheji > Khajjo = Begini,,   Khesok > Khisok = Sering,,   Kekhang > Pawai = Jemur.
-Khang2 > Khelaya = Jalan,,  Khek > Khik = Dan/Teman,,  Kanyas > Gekhasa = Nanas.
-Kemincak > Kemiccak = Katak,,   Khantai > Khattai = Rantai.

-Kemunduk > Belasa = Nangka (muda),,    Lemasa > Belasa = Nangka ,,  Letop > Elui = Ludah.
-Langkut > Lakkut = Kerak,,   Lohokh > Luhukh = Tengah hari / Dzuhur.
-Lohot > Lehot = Pesan,,   Muwat > Mawat = Tidak,,  Muli > Mulli = Gadis,,   Mayang > Kenui = Elang.
-Kunsi > Kussi = Teman.

-Mekhuh > Makhkhuh = Rontok,,   Ngemaju > Ngebayan = Nikah,,  Nihan > Baccong = Sangat / Nian.  
-Makheng > Mekhuyuh = Sakit,,  Menggekh > Minggikh = Minggir,,  Pagi > Mehayu = Pagi  
-Patak > Cengkrelong = Kutilang,,  Penggekh >  Pinggikh = Pinggir,,   Pisang > Putti = Pisang.
-Sipa > Hippa =(yang) Mana,,  Sungi > Khang = Tempat,,  Seng > Sing = Seng.

-Sumpah > Suppah = Sumpah,,   Sampai > Sappai = Tiba/ Sampai,,  Sunyin > Unyin = Semua.
-Sekhemol > Sekhimol = Serimol.
-Tanjokh > Tanjukh = Menyesal,,  Tikus > Munduk = Tikus,,  Tabokh > Tabukh = Tabur.  
-Tebah > Cikak = Bacok,,  Tebuling > Tumbak = Terjatuh,,  Tolok > Tilu = Tuli.

-Tontong > Penok = Lihat,,  Tetai > Tattai = Meniti,,   Udi > Odo = Itu,,   Uncuk > Uccuk = Ujung.  
-Umpan > Uppan = Umpan,,  Watekh > Watikh = Khawatir. 


Dari beberapa contoh Kata di atas, masyarakat Selimau dan Semaka masih senantiasa menggunakan nya dalam berkomunikasi sehari-hari. Bahkan, di era Globalisasi saat ini, patut kita Syukuri, disamping lisan,, kata-kata di atas acapkali muncul di berbagai media sosial termasuk Facebook.
Beranda, dinding, Komunitas dan file-file Catatan para facebooker's selalu dipenuhi bahasa Lampung, Bahkan dari berbagai Marga dan Kebuayan yang ada di Lampung.

Harapan kita tentu bahasa Lampung akan lebih di Kenal, bahkan di pelajari. Paling tidak oleh Masyarakat Lampung sendiri..

Buhinjang bu-katupung.
Sanak Belajakh ngaji.
Junjung Bahasa Lampung.
kimak Kham, sapalagi.

TABIKPUN..


Hyogo ken, 15 Juni 2013.

Hendri semaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar