Jumat, 01 Juni 2012

wayak: "PAKAI NI BAKAL"

Bismillah pay muaq ni.
Tabikpun ngalimpukha.
Ajo wayak kusani.
Pakai kham sanga Makhga.

Kutuju ko mid kuti.
Say tuha khik say ngukha.
Say wat niat di hati.
Jadi pemimpin Makhga.

Kantu nyomokh Bupati.
Gubernur, Camat pukha.
Caleg D.P.R-RI.
Presiden, Walikota.

Bulatko dilom hati.
Helau niat khencaka.
Ki niat mak sebudi.
Kalau ni dukung Makhga.

Sapa ya kuti Wakhi.
Say niat jadi jamma.
Kah lehot ku di kuti.
Majuko Anak makhga.

Jak ipa ya asal ni.
Jak Pepadun umpama.
Sebatin juga ngasi.
Asal Lampung judul na.

Khedik jama Ilahi.
Sumbah jama say tuha.
Kalau tulus menjadi.
Sikindua bu du'a.

Kanah ki kuti jadi.
Ingok do di say kuasa.
Lukhus-lukhus ko hati.
Dang sampai kena guda.

Dunia kasakh bani.
Guda'an dipa ipa.
Kekala khupa Muli.
Atau amplop khik banda..


**
Tilah senang di hati.
Ki Lampung goh kedua.
Sunyin anak negekhi.
Lapah, sai ko suakha.

Kaban puakhi tani.
Sunyin ni Mahasiswa.
Say Dagang, Supir, Kuli.
Lapah dukung jejama.

Pilih do, say pastiti.
Dang pilih sembekhana.
Ulih ulang lajuni.
Pagun khugi di kita.

Kanah ki tian jadi.
Dang lamon cela wada.
Kham ti dukung program ni.
Halok wajib hukum na.

Kidang ki ya korupsi.
Pilih kasih di makhga.
Ku khasa mak salah ni.
Jejama ngingok ko ya.

Payu khanno puakhi.
Wayak kham antak ija.
Kekalau wat guna ni.
Alhamdu, puput cawa.

Tabikpun...

Hendrik semaka.

wayak: "GIMBAK TANOH UNGGAK"

oleh Hendrik Semaka pada 14 Mei 2012 pukul 18:29 ·
Ingok kala dinana.
Tahun sembilan empat.
Mawat tinyana-nyana.
Kukuk di Lampung Bakhat.

Bela sang Buway makhga.
Lamon say mak selamat.
Jak upi togok tuha.
Unyin ummat Muhammad.

Tepat di kota Liwa.
Bumi bugimbak hebat.
Bangunan lamban khata.
Dunia goh kiamat.

Tengah bingi puasa.
Khatong mak makai pakat.
Ujian say kuasa.
Sekedau sunyin jagad.

Wat sanga lamban tuha.
Pak sai, mawat selamat.
Melamon say binasa.
Hukhik kidang sekakhat.

Ngedudu sanga kaban.
Miwang buganti-ganti.
Mak mingan setulungan.
Budu'a dillom hati.

Mayit mak keculu'an.
Khawang dija khek dudi.
Lamon mak kehaluan.
Lebon bukhani-khani.

Anak makhga jukhagan.
Sesippo'an puwakhi.
Tanoman, gegaduhan.
Bella ni telon bumi.

Uwat do say mekhawan.
Munyai juga badan ni.
Tukhun ya ngekhanyaman.
Ina Bapak mak lagi.

Khanno do ki ujian.
Tuhan jama hamba-ni.
Semapu di cuba'an.
Musibah lamon khinci.

Kantu kuat ko iman.
Jama Ilahi Robbi.
Lain ano hukuman.
Kenyin kham ngaji dikhi..


Tabikpun...
Bekasi 14 mei 2012.

"SEBAMBANGAN, bukan KAWIN LARI..!!"

oleh Hendri Semaka pada 29 Juli 2010 pukul 21:59 ·
  • Salah satu adat budaya yang di miliki Lampung adalah 'sebambangan'.Sebambangan atau seringkali disebut larian adalah: suatu adat yang mengatur pelarian seorang gadis (muly) oleh seorang bujang (mekhanai), kerumah kepala KUA (penghulu) atau kerumah kepala desa (kepala pekon), untuk meminta persetujuan dari orang tua dan keluarga besar si gadis.(Dahulu, sang bujang melarikan si gadis kerumah pemangku adat sang bujang. (Raja / saibatin) dari sang bujang).
  • Tujuannya adalah agar kedua belah fihak (gadis dan bujang) melakukan musyawarah, sehingga tercapai kesepakatan atau persetujuan antara kedua belah fihak.Atau dengan kata lain, agar perkawinan yang akan dilangsungkan kedua sejoli, mendapat restu dari orang tua, sebelum mereka melangsungkan akad nikah.
  • Sebambangan dilakukan apabila orang tua seorang gadis tidak menyetujui hubungan kasih anaknya dengan seorang bujang.Tidak setujunya orang tua si gadis, biasanya disebabkan berbagai faktor. Misalnya perbedaan dalam status adat, ekonomi, atau sosial. Atau juga dikarenakan perbedaan garis keturunan. (Anak sulung (anak tuha) dan anak bungsu (anak pussu). maka dari itu, tidak ada istilah kawin paksa dalam suku Lampung. bujang gadis akan 'memanfaatkan' sebambangan, apabila pilihan nya tidak mendapat restu orang tua.. atau pilihan orang tua tidak sesuai dengan kehendak hati..       jadi jelaslah, bahwa sebenarnya sebambangan bukan di dasari cinta harta atau cinta strata, melainkan di dasari cinta sejati dari hati bujang dan gadis.
  • Meski tidak ada hukum tertulis, sebambangan mempunyai beberapa syarat. Sehingga kedua sejoli yang sebambangan tidak mendapatkan larangan dan pemangku adat atau penyimbang adat bersedia menerima keduanya untuk melakukan musyawarah dengan fihak keluarga. Syarat atau ketentuan tsb antara lain: si gadis dan bujang telah dewasa, tidak dalam status menikah, tidak melanggar hukum, (tidak sedang menjalani proses hukuman), saling sayang dan cinta mencintai, serta siap berumah tangga (bulamban).
  • Disamping itu, ada juga syarat2 tertentu yang harus dijalani sebelum kedua sejoli sebambangan, antara lain; Si gadis harus menaruh surat untuk kedua orang tuanya. (biasanya ditaruh ditempat tidur sang gadis), Menyertakan sejumlah uang 'pengiluan' bersama surat, yang diminta sigadis kepada sang bujang, Si gadis harus mempunyai 'teman gadis' yang menyertai nya pada saat sebambangan, yang disebut 'penakau'.Setelah si gadis berada dirumah pemangku adat (penyimbang adat), Maka keamanan dan keselamatan si gadis adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab keluarga sang bujang.Selama itu juga Keluarga si gadis tidak berhak dan tidak diperbolehkan mengganggu kedua sejoli.
  • kemudian keluarga bujang akan mengutus dua orang bujang atau laki-laki kerumah sang gadis, yang disebut penekhangan. tujuan nya adalah memberi tahu kepada fihak keluarga sang gadis, bahwa benar anak mereka telah sebambangan.
  • selang beberapa hari, keluarga sang gadis akan mengutus orang kerumah sang bujang, untuk menanyakan kesungguhan dari sang gadis, ini disebut nutul hasok. pada saat nutul hasok, bisa saja sang gadis membatalkan pernikahan. jika dia merasa ditipu oleh sang bujang misalnya. atau ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kata-kata atau janji sang bujang, sebelum nya.
  • setelah itu semua, barulah kedua keluarga bermusyawarah mengenai kapan, dimana dan bagaimana proses pernikahan yang akan dilangsungkan. dibicarakan juga berbagai persyaratan adat dalam resepsi yang disebut tayuh atau semaya, misalnya besarnya pengiluan, sesan atau daw serta status kedua sejoli, metudau atau semanda.
  • Secara harfiah dan tata caranya, jelas sekali; 'sebambangan' adalah 'sangat berbeda' dengan kawin lari..!Sebambangan hanyalah suatu proses membawa gadis (secara rahasia) kerumah pemangku adat, agar terjadi musyawarah, sebelum akad nikah. dan bukan melarikan si gadis untuk di nikahi tanpa persetujuan kedua orang tua.
Meskipun berbeda istilah; sebambangan, juga dikenal diluar lampung. Seperti dikepulauan nusa tenggara (lombok dsk), disebagian daerah sumatera selatan, (tepatnya didaerah muara enim, pagaralam bagian utara, dan daerah ogan komering ilir). didaerah tsb, sebambangan disebut 'bergubalan' atau 'belaghian'.
'sebambangan'...? Why not..!!


Bekasi, 29 Juli 2010.

Hendri Semaka
Tabikpuun..

wayak: SEBAMBANGAN"

oleh Hendri Semaka pada 30 Juli 2010 pukul 10:31 ·
Ajo sukhat ku emak
Kutuju ko mid kuti
Ajo sukhat ku bapak
Mahap ko pay nyak lawi

Ku pik ko dibah battal
Sakking mak bani hati
Lain anakmu nyikkal
Pilih mak mundukh lagi

Khadu mindua bakha
Mak payu hani kuti
Abangku anak ngukha
Kutti mak khilau hati

Bukundang sikam abang
Lain kah bebuhungan
Sakik tagan kusandang
Sikam lapah bambangan

Ajo wat 'pengluahan'
Balaq ni mak sepikha
Nyak ngilu kekhila'an
Bulamban nyak jama ya

Lain ki nyak mak sayang
Jama kuti sang lamban
Di hati mak do bimbang
Nattu ko kelajuan

Lain hati mak sakik
Ninggal ko adik nakan
Kidang haga khappa pik
Khadu tulis ni Tuhan

Cutik sukhat ku kakhang
Nuju mid kuti lawi
Kutulis dalih miwang
Selossokan dihati

Khadu sampai juduku
Ganta nyak bulapahan
'Penakau' khadu nunggu
Kussiku 'sebambangan'

'..BERANGKAAAT...!!!'


bekasi, juli 2010.
tabikpun..