Minggu, 23 Oktober 2016

Essay: NAMA HARI KOQ JADI 'NAMA,...?'

Apa arti sebuah nama..?
Ungkapan ini sering kita dengar, dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya, (mungkin) bagi sebagian orang, memberi nama kepada anak adalah hal yang 'biasa2 saja' atau terkesan asal-asalan.

Disadari atau tidak, setiap daerah memiliki karakteristik dalam pemberian nama kepada seorang anak.
Pemberian nama ini biasanya dipengaruhi oleh marga atau makna dari nama tsb. 

Seseorang anak, diberi nama eka, eko, utama, atau pratama jika sang anak adalah anak pertama. Dwi untuk anak kedua, atau tri untuk anak ketiga.

Di bali,... nama seperti wayan, komang, gusti, atau ida, sering digunakan.

Jika anda mendengar nama sinaga, panjaitan, manurung, atau nasution; anda pasti bisa menebak, bahwa yang bersangkutan adalah berasal dari sumatera utara.

Deden, asep, yayat dan mimin, adalah empat dari puluhan nama2 orang, yang 'pasti' berasal dari sunda atau jawabarat.

Sedangkan akhiran; to, yo, dan no, adalah imbuhan nama yang sering dipakai oleh pria atau lelaki asal jawa tengah. Sebut saja: yanto, yono, atau priyo.

Lalu bagaimana dengan lampung..?
Dibumi ''saburai'' ini, dahulu, nama seseorang dipengaruhi oleh nama-nama dari arab dan moulayu (melayu). 
Kendati dilampung ada juga marga2 atau buay, namun hampir tidak bisa ditemukan nama2 marga dilampung yg dilekatkan pada nama seseorang. (seperti halnya saudara2 kita dari dari sumatera utara).
Fattah, muhammad..., yusuf, ahmad... Adalah contoh nama yg sering dipakai oleh pria2 dilampung.
Sedang untuk perempuan; khadijah, may munah, asimah, may syaroh dsb.
Atau imbuhan nama 'syah' yg cenderung dipakai orang2 melayu semisal firmansyah, irwansyah, syahroni, atau syahlani, sering juga dipakai orang orang dilampung.

Digerbang sumatera ini, ada juga pemberian nama yg mungkin agak lucu dan tidak ada di daerah lain.
Yakni pemberian nama berdasarkan 'hari kelahiran' seseorang.
Nama2 seperti ahad, senin, selasa, khebu, kemis, atau jemahat, sering dipakai di lampung. terutama di daerah kota agung.

Sebenarnya nama2 tersebut, awalnya hanyalah untuk sementara.
Mungkin sang orang tua belum memiliki biaya untuk syukuran pemberian nama, atau sang orang tua belum memiliki nama 'yang cocok' untuk sang jagoan.
Namun ''nama sementara'' si anak terlanjur tenar dan dikenal. baik dilingkungan keluarga, kerabat, atau teman sebaya si anak.
Sehingga meski telah diganti, terutama pada saat anak hendak masuk sekolah, 'nama sementara' si anak tetap dipakai. (kelanggoh... Puakhi).

Ditahun 70-80han nama nama barat semisal herman, dicky, dedy, atau tony, sering digunakan dilampung.
Bahkan akhir2 ini, nama2 kalangan artis sering ditambah orang tua untuk anak anak nya.
(Mungkin sang orang tua sangat meng-idolakan artis ybs, atau berharap sang anak menjadi artis...? He..hee...


TABIK..

Bekasi, 27 Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar