"BUIH"
Aku tak akan berlama-lama dengan pandang ku.
Kian lekat.
Kau semakin ku kagumi.
Kian cinta.
Kau semakin ku sayangi.
Dan itu merusak hati.
Sebenar-benar nya,
Ingin ku bagi ini birahi.
Agar menjelma menjadi kasih.
Namun itu akan pedih.
Karena kelak akan laksana buih.
(20 JUNI 2013)
"MATI ASA"
Orang-orang membeli dosa dengan cinta.
Penjual dan pembeli nya mati asa.
Menyanyi..
Menari..
Lalu bergumul dalam bahagia.
Minum sepuas karena dahaga.
Lalu cengkrama, hilangkan lara.
Detik ini milik mereka.
Terserah esok.
Entah lusa.
Kelak juga mereka lupa.
Itu juga, karena mati asa.
( 3 JUNI 2013 )
"MURKA"
Dimanakah Engkau raja-raja mimbar
Ksatria podium, bukan kelakar
Disana..
Hamba-hamba mu binasa dan membinasa
Mereka khilaf akan petuah
Disana..
Orang-orang di bakar
Lalu kaum hawa dan anak-anak menjerit
Menangis pilu dalam hingar..
(11 Mei 2013)
"MAAF"
Kalau Aku harus berazimat
Itu adalah Engkau
Jika Aku mampu merindu
Itu adalah Engkau
Andai Aku layak menangis
Itu adalah Engkau
Do'a mu itulah Azimat
Belai mu itulah Rinduku
Kasih mu itulah Tangis ku saat ini
Saat kini aku rapuh
Bermandi air mata dan peluh
Saat Engkau begitu jauh.
(24 Juli 2013)
"DIMANA BERADA"
Inilah Cinta yang niscaya
Kepada mu telah kuberi
Dengan genap rasa
Penuh asa
Apa guna kau bertanya
Dengan keraguan berjuta..?
Cukuplah pejamkan mata
Lalu khusyuk di dalam dada.
Kerana
Disana dia berada..
(24 Juli 2013)
"BARA DI SELATAN"
Mereka datang bermuka api.
Karena Tanah tinggal sejengkal lagi.
Air itu berubah merah
Putih itu berubah marah..
Di ujung.
Menggaung..
Meletupkan amarah seluruh tanah
Yang lama tercabik oleh serakah.
Air putih itu berubah api.
Membara..
Membakar semua yang bisa di abukan
Air putih itu di selatan
Di tepi selat bertuan Intan
Disana..
Semua arogan di musnahkan.
(27 Mei 2013)
"SILAU MALAM INI"
Pedaya aku akan silau mu
Gemerlap malam
Benamkan pilu di antara kepahitan
Cuci ini asa yang hampir punah
Dengarlah cerita ku tentang kelam nya hidup
Agar sirna penat ini walau sesaat
Padamu malam Aku bersaksi
Esok kan bangkit lagi
Bersama terbit nya pijar mentari
Pada mu malam Aku bersaksi..
Harap ini tak akan mati.
Bangkit...!
Bersama musnah mu esok pagi.
(3 Juni 2013)
"ASBAK PUKUL 02:04"
Kau tergeletak di bibir lutut
Muntah, tak lagi muat di perut
Nol Dua Nol Empat
Tak akan Aku bergegas
Meninggalkan coretan di ini kertas
Detak mu adalah sahabat
Tatkala mereka pulas
Hai kalian,,
Temani Aku sampai pagi,
Sampai siang,
Sampai puas..
(22 Juli 2013)
"USANG"
Bukan kah pernah kutawarkan
Cawan kosong kepada mu..
Agar kau isi dengan manis nya tetes madu
Lalu kita reguk bersama, dengan suka cita
Dipagi-pagi buta, ketika orang-orang lelap lena.
Kini malam telah menjelang..
Tidak akan ku menunggu mu
Membawa tetesan madu, yang mungkin sudah pun basi
Cawan nya pun telah pecah tadi siang
Ketika orang-orang berebut memenuhi nya
Sebelum petang datang.
(14 Desember 2012)
TABIK
(Hyogo ken Japan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar