Jumat, 16 Agustus 2013

"PUISI AGUSTUS"

"BENDERA DIDEPAN RUMAH"

Duduk dibawahmu pagi buta ini.
Merahmu tidak begitu jelas..
Berbaur dengan gelap di ujung malam.

Putihmu tidak begitu bersih..
Sudah terbalut debu, tiga-empat hari ini.

Banyak diam,.
Hanya kibaran beberapa kali.
Beruntung tali temali ku erat mengikat.
tak rubuh, meski agak condong kekiri..

Tidak ada teman mu di ujung bambu yang kubeli bertahun lalu..
Mereka enggan memasang sahabat-sahabatmu.

Mungkin mereka lebih bangga memasang bendera berwarna ungu.
Atau bercorak etnic dan suku..

Mungkin mereka enggan membuka lemari berbahan kayu jati, yang terlanjur di kunci.
Atau tidak ada lagi bangga di hati..?

Mungkin juga tidak ada himbawan dari toa di ujung tower, disana.
Atau tidak ada lagi sayang didada..?

Ah,, perduli dengan mereka..!

Kewajibanku memasangmu, tinggi-tinggi.
Meski hanya setahun sekali.
Meski umur mu hanya enam, tujuh hari.
Meski lebar mu hanya beberapa centi.
Yang pasti, bangga ku pada mu sampai mati..

MERDEKA..!

Bekasi, 17. Agustus. 2012


"ORANG DISANA"

Bukan lupa..
Karena mereka memang tidak pernah mengingat.
Apa warna bendera kita.

Bukan tidak bisa..
Karena mereka memang tidak pernah tahu.
Bagaimana menghormati bendera kita.

Apa mereka bagian dari kita..?

Ketika kita berpesta pora.
Ketika kita berbagi asa.
Ketika kita tertawa-tawa.

Lalu kita marah semarah-marahnya..
Kecewa dengan sesakit hatinya..
Arahkan moncong senjata.

Kepada orang-orang disana, yang memang tak tahu warna dwi warna...

Bekasi, 17.Agustus. 2012


"TENTERA"

Loreng..,
Semoga tidak tercoreng.

Loreng..,
Jangan pernah jadi pencoleng.

Loreng..,
Bukan suara kosong kaleng.

Di lorong-lorong, di lereng-lereng..
Jangan pernah menggeleng.
Nyali mu jangan oleng.

Baret merah, jangan pemarah.
Baret hijau, jangan perisau.
Baret ungu, jangan peragu.

Loreng..,
Loreng..,
Loreng..,

Bangga ku padamu, bukan tameng.

Bekasi, 17.Agustus. 2012

TABIK.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar